Home » » laporan pendahuluan stroke

laporan pendahuluan stroke

laporan pendahuluan stroke - LAPORAN PENDAHULUAN STROKE

A. DEFINISI
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresiku-blogspot 2008).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddart:2002).
Menurut (Marilyn E,Doenges:2000)stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukkan adanya beberapa kelainan otak ba secara fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh system pembuluh darah otak.
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono, 1996).
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik lokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular.
B. ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak).
Merupakan penyebab stroke yang paling sering di temui yaitu 40% dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologis. Biasanya berkaitan erat dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis
2. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain).
Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu flowess dalam jantung sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan dari penyakit jantung.
3. Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak).(Smeltzer C. Suzanne, 2002).

Faktor resiko pada stroke :
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131).
C. TANDA dan GEJALA
Menurut Pujianto (2008),stroke dapat menyebabkan berbagai defisit neurologik,bergantung pada lokasi lesi(pembuluh darah mana yang tersumbat),ukuran area yang perfusinya tidak adekuat , dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Tanda dan gejala ini muncul pada penderita stroke antara lain :
1. Kehilangan motorik : hemipelgi (paralisys pada suatu sisi) karena lesi pada sesi otak yang berlawanan,hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh
2. kehilangan komunikasi:disartria (kesulitan bicara),disfasia atau afasia (bicara deektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya).
3. Gangguan perse psi : disfungsi persepsi visual,gangguan hubungan visual spasial,kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis.
5. Disfungsi kandung kemih.
Asosiasi pemulihan stroke di New South Wales tampil dengan suatu akronim untuk membuat orang tahu bila mereka dalam bahaya akan terkena serangan stroke, atau telah mengalaminya tanpa menyadarinya yaitu DANGER (Henderson,2002:10)
1. Dizziness or unsteadiness(rasa pening atau rasa tidak tetap pada tangan atau pada tangan dan atau pandangan mata)
2. A change in mental abilities(suatu perubahan dalam kemampuan-kemampuan mental)
3. Numbness,weakness,or paralisys in the face,arm or leg on one side of the body(mati rasa, rasa lemah,atau lumpuh wajah, atau tungkai pada satu sisi tubuh)
4. Garbled speech or inability to speak(bicaranya kacau, atau kata katanya terbolak-balik,atau ketidakmampuan untuk berbicara)
5. Eye pproblem(masalah-masalah mata)penglihatan suram yang tiba-tiba pada satu mata atau terjadi penglihatan ganda.
6. Report to your doctor immediately(laporkan pada dokter dengan segera)karena gejala-gejala ini pulih dengan cepat dan barangkali tidak akan ada peringatan kedua.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan penunjang radiologi
Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak(cerebrovasculer disease/CVD)yaitu computed tomographi(CT Scan) dan magnetic resonance imaging (MRI).
CT Scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT Scan kurang sensitif di banding dengan MRI,misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk meperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab penyakit stroke, apakah perdarhan, atau tumor otak. kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah getah bening melalui kapilaroskopi atau fluproskopi.
2. Pemeriksaan penunjang laboratorium
a. Kreatinin fosfokinase
Pemeriksaan ini untuk mengetaui fungsi ginjal, menunjukan juga kerusakan otot masif. Pemeriksaan pada enzim ini untuk mengetahui kadarnya yang terdapat pada otot rangka. Kreatinin merupakan produk penguraian otot. Kreatinin disekresikan oleh ginjal melalui kpombinasi filtrasi dan sekresi.
b. GDS (gula darah sewaktu)
Pemeriksaan gula darah sewaktu menunjukan kadar glukosa dalam darah. Keadaan hiperglikemi atau hipoglikemi dapat menimbulkan adanya eksaserbasi lebih luas. Nilai normal ppada pasien stroke >200 mg/dl.
c. Kolesterol
Kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi. Kolesterol dari makanan akan meningkatkan kolesterol dalam darah. Semakin tinggi kolesterol semakin tinggi kemungkinan dari kolesterol tersebut tertimbun di pembuluh darah. Kelebihan kolesterol tersebut akan bereaksi pembuluh daran zat lain yang mengendap pada pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dikenal dengan arterosklerosis. Nilai normal 150-270 mg/dl tergantung sesuai umur.
d. HMT (hematokrit)
Hematokrit merupakan volume sel darah merah dalam 100 ml. pda kasus stroke biasanya terjadi peningkatan hematokrit. Pemeriksaan hematokrit di lakukan untuk mengetahui konsentrasi sel darah merah (eritrosit)dalam darah. Semakin meningkat hematokrit semakin kecil kandungan oksigen yang dibawa. Nilai pada pria 40-54% sedangkan pada wanita 38-47%.
3. Pemeriksaan penunjang neurologis
a. Glasgow Coma Scale(GCS)untuk mengetahui tingkat kesadaran penderita.
b. Respon pupil untuk mengetaui apakah ada dilatasi.
c. Denyut nadi biasanya menurun.
d. Tekanan darah biasanya meningkat.
e. Frekuensi pernapasan biasanya menurun.
f. Suhu biasanya meningkat.

E. PATOFISIOLOGI
Stroke non hemoraghi dibagi menjadi stroke trombotik dan stroke emboli .Pada stroke trombotik,oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena trombus yang makin plama makin menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan aliran darah ini menyebabkan iskemi yang berlanjut menjadi infark. Dalam waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama kelamaan akan nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trobosis adalah percabangan arteri karotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan dengan arteri basiler. Onset stroke trombosik biasanya lambat.
Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang terlepas pada bagian tubuh lain sampai ke arteri karotis, emboli tersebut terjebak di pembuluh darah otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah percabangan lumen yang menyempit yaitu arteri carotis dibagian tengah atau Middle Carotid Artery(MCA). Dengan adanya sumbatan oleh emboli juga akan menyebabkan iskemi(Pujianto,2008)
Efek iskemik bervariasi bergantung derajat lamanya gannguan aliran darah, dimana pengurangan aliran darah dalam derajat sedang hanya dapat menimbulkan gangguan fungsional sementara saja dan bukan kerusakan yang permanen seperti yang terjadi pada iskemia berat. Efek iskemik dapat menimbulkan lesi pada saraf fungsi motorik yang terdiri dari lesi di lobus(temporalis dan frontal), lesi pada kapsul interna, dan lesi pada korteks piramidalis yang mengatur koordinasi serta lesi pada batang otak(Harsono,2003:87).
Lesi dapat terjadi di lobus temporalis maupun lobus frontalis. Lesi yang menyerang lobus temporalis dapat menyebabkan disfasia reseptif,sedangkan lesi yang menyerang lobus frontalis dapat menyebabkan disfasia ekspresif(Price,1995:966). Pada penderita stroke yang mengalaminya dapat muncul gejala berupa koordinasi bicara yang menurun sehingga dapat menyebabkan masalah keperawatan kerusakan komunikasi verbal.
Lesi dapat terjadi di kapsul interna yang kemudian dapat menyerang wajah,nervus vagus,dan nervus glosofaring,otot skeletal dan lidah serta ekstremitas baik atas maupun bawah(Price,1995:966). Lesi yang menyerang nervus vagus dan nervus glosofaring dapat menyebabkan sulit menelan dan dapat memunculkan masalah keperawatan kerusakan menelan. Dari masalah tersebut dapat menyebabkan masalah resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Lesi pada kapsul interna juga akan mempengaruhi fungsi ekstremitas, sehingga penderita stroke yang mengalaminya dapat muncul gejala kelumpuhan kontralateral(price,1995:966) yang menyebabkan masalah keperawatan kerusakan mobilitas fisik. Sedangkan lesi yang menyerang batang otak dapat mengganggu kerja sistem saraf yang mengatur pernapasan, sehingga dapat memunculkan masalah keperawatan pola napas tak efektif.
Trombus dan embolus yang terbawa sampaiotak dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah arteri serebri yang akan meningkatkan tekanan intrakranial. Peningkatan tekanan intrakranial tersebut dapat menyebabkan penekanan penyempitan pada dinding arteri serebri sehinggan suplai O2 akan menurun dan dapat memunculkan masalah keperawatan perfusin jaringan serebral tidak efektif. Oleh karena kekurangan O2 tadi, otak akan memerintahkan menyebabklan penimbunan asam laktat sehingga penderita stroke yang mengalaminya akan mengalami asidosis metabolik dan penurunan kesadaran(koma)(price:1995:966)

G. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas / Data Biografis Klien
Nama, TTL, pendidikan terakhir, golongan darah, agama, status perkawinan, alamat, telepon, jenis kelamin, orang yang paling dekat dihubungi, hubungan dengan usila, alamat dan jenis kelamin orang/ keluarga tersebut.
2. Riwayat Keluarga

a) Pasangan : hidup/ mati, kesehatan, umur, pekerjaan, alamat, kematian, sebab kematian, tahun meningggal.
b) Anak : hidup/mati ,nama, alamat, tahun meninggal, penyebab kematian.

3. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan, alamat pekerjaan, jarak tempat kerja dari rumah, alat transportasi.
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Type tempat tinggal/ panti, jumlah kamar, jumlah tingkat, jumlah orang yang tingggal di rumah/ dipanti, derajat privasi, tetangga terdekat, alamat/ telepon, kondisi panti.
5. Riwayat Rekreasi
Hobby/ minat, keanggotaan organisasi, liburan perjalanan, kegiatan dip anti.
6. Sumber/ Sisitem Pendukung yang digunakan
Dokter/perawat/bidan/fisioterapi, dll. RS, klinik, yankes lain, jarak dari rumah/ panti, yankes dirumah/ panti, makanan yang dihantar, perawat sehari-hari oleh keluarga.
7. Kebiasaan Ritual
Agama, istirahat tidur, kebiasaan ibadah, kepercayaan, ritual makan.
8. Status kesehatan saat ini
Status kesehatan selama 1 tahun dan 5 tahun yang lalu, keluhan kesehatan utama (PQRST), pengetahuan/ pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan, derajat keseluruhan fungsi relative terhadap masalah kesehatan dan diagnosa medis.

Alasan masuk panti:
a) Obat-obatan
Nama, dan dosis obat, waktu dan cara penggunaan, dokter yang member, tanggal resep dan masalah karena obat-obatan.
b) Status imunisasi
Tanggal terbaru imunisasi tetanus, difteria, PPD, influenza, dll.
c) Alergi (catat agen dan reaksi spesifik)
Obat, makanan, kontak substansi, factor lingkungan.
d) Penyakit yang diderita
e) Nutrisi
Diet 24 jam, riwayat peningkatan dan penurunan BB, masalah dalam pemenuhan nutrisi, kebiasaan.
9. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit masa kanak-kanak, penyaki serius atau kronik, trauma, perawatan di rumah sakit (alasan, tanggal, tempat, durasi, dokter, perawat), operasi (jenis, tanggal, tempat, alasan, dokter, hasil, perawatan), riwayat obstetric.
10. Tinjauan Sistem
Kaji ada tidaknya tanda-tanda setiap gejala berikut ini:
a) Keadaan Umum
Kelelahan, perubahan BB setahun lalu, perubahan nafsu makan, demam, keringat malam, kesulian tidur, sering pilek dan infeksi, penilaian diri terhadap seluruh status kesehatan, kemampuan melakukan ADL, tingkat kesadaran (kualitatif, kuantitatif), TTV
b) Integument
Lesi/ luka, pruritus, perubahan pigmentasi, perubahan tekstur, perubahan nevi, sering memar, perubahan rambu, perubahan kuku, katimumul pada jari kaki dan kallus, pola penyembuhan lesi dan memar, elastisitas/turgor.
c) Hemopoetik
Perdarahan/ memar abnormal, pembengkakan kelenjar limfe, anemia, riwayat transfuse darah.
d) Kepala
Sakit kepala, trauma pada masa lalu, pusing, gatal kulit kepala, lesi/luka.
e) Mata
Perubahan penglihatan, pemakaian kaca mata/ lensa kontak, nyeri, air mata berlebihan, pruritus, bengkak sekitar mata, floater, diplopia, kabur, fotopobia, skomata, riwayat infeksi, tanggal pemeriksaan paling akhir, dampak pada penampilan ADL.
f) Telinga
Perubahan pendengaran, rabas, tinnitus, vertigo,sensivitas pendengaran,alat-alat protesa,riwayat infeksi,tanggal pemeriksaan paling akhir,kebiasaan perawatan telinga,dampak pada penampilan ADL.
g) Hidung dan sinus
Rinorea ,rabas,epistaksis,obstruksi,mendengkur,nyeri pada sinus,drip post nasal,alergi,riwayat infeksi,penilaian diri pada kemampuan olfaktorius.
h) Mulut dan tenggorokan
Sakit tenggorokan,lesi/ulkus,serak,perubahan suara,kesulitan menelan,perdarahan gusi,karies,alat-alat protesa,riwayat infeksi,tanggal pemeriksaan paling akhir,pola menggosok gigi,pola flossing,masalah dan kebiasaan membersihkan gigi palsu.
i) Leher
Kekakuan,nyeri/nyeri tekan,benjolan/massa,keterbatasan gerak,pembesaran kelenjar tiroid.
j) Payudara
Benjolan/massa,nyeri/nyeri tekan,bengkak,keluar cairan dari putting susu,pola pemeriksaan payudara,tanggal mamografi paling akhir.
k) Pernafasan
Batuk,sesaknafas,hemoptisis,sputum,mengi,asma/alergi pernafasan,frekuensi,auskultasi,palpasi,perkusi,wheezing.
l) Kardiovaskuler
Nyeri/ketidaknyamanan dada, palpitasi, sesak nafas, dipsnea pada aktifitas, dipsnea noktural paroksimal, ortopnea, murmur, edema, varises, kaki timpang, parestesia, perubahan warna kaki.


m) Gastrointestinal
Disfagia, tak dapat mencerna, nyeri ulu hati, pembesaran hepar, mual/muntah, hematemesis, perubahan nafsu makan, intoleransi makanan, ulkus, nyeri, ikterik, benjolan/massa, perubahan kebiasaan defekasi, diare, konstipasi, melena, hemoroid, perdarahan rectum, pola defekasi biasanya.
n) Perkemihan
Disuria, frekuensi, menetes, ragu- ragu, dorongan, hematuria, poliuria, oliguria, nokturia ,inkontenensia, nyeri saat berkemih, batu, infeksi.
o) Genitor Reproduksi-Pria
Lesi, rabas, nyeri testikuler, massa testikuler, massa testikuler, masalah prostate, penyakit kelamin, perubahan hasrat seksual, impotensi, masalah aktifitas social.
p) Genitor Reproduksi-Wanita
Lesi, rabas, dispareunia, perdarahan paska senggama, nyeri pelvic, sistokel/rektokel/prolaps, penyakit kelamin, infeksi, masalah aktifitas seksual, riwayat menstruasi, (menarche,tanggal periode menstruasi terakhir), tanggal dan hasil pap smear terakhir.
q) Musculoskeletal
Nyeri persendian, kekakuan, pembengkakan sendi, deformitas, spasme, kram, kelemahan otot, masalah cara berjalan, nyeri punggung, protesa, pola kebiasaan latihan, dampak pada penampilan ADL.
r) System Syaraf Pusat
Sakit kepala, kejang, sinkope/serangan jatuh, paralisis, paresis, masalah koordinasi, tic/tremor/spasme, parestesia, cedera kepala, Masalah memori.
s) System Endokrin
Intoleransi panas atau dingin,goiter,pigmentasi kulit/tekstur,perubahan rambut,polifagia,polidipsi,poliuria.
t) System immune
Kerentanan dan seringnya terkena penyakit,imunisasi.
u) System Pengecapan
Berkurangnya rasa asin dan panas
v) System penciuman
Peningkatan system penciuman

w) Psikososial
Cemas,depresi,insomnia,menangis ,gugup,takut,masalah dalam mengambil keputusan,kesulitan berkonsentrasi,pernyataan perasaan umum mengenai keputusan / frustasi mekanisme koping yang biasa,stress saat ini,masalah tentang kematian dan kehilangan,dampak penampilan ADL.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan.dengan terputusnya aliran darah : penyakit oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral.
Definisi : keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan pernapasan pada tingkat seluler disebabkan suatu penurunan suplai darah kapiler .
Batasan karakteristik (Doenges,ME:2000)
Mayor :perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan respon motorik/sensori, emosi, defisit sensori, bahasa, intelektual dan emosi
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan neuromuskuler, kelemahan, parestesia, flaksid/ paralysis hipotonik, paralysis spastis.
Definisi :keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik tapi bukan imobil
Batasan karakteristik (Carppenito,L.J:2000)
Mayor :penurunan kemampuan untuk bergerak dengan sengaja keterbatasan rentang gerak
Minor :pembatasan gerak yang dipaksakan,enggan untuk bergerak.
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral,neuromuskuler,kehilangan tonus/kontrol otot fasia/oral
Definisi :keadaan dimana seorang individu mengalami/dapat mengalami penurunan kemampuan atau ketidakmampuan untuk berbicara tetapi dapat di mengerti orang lain.(Carpeniti,L.J,2000)
Batasan karakteristik
kerusakan artikulasi, disatria,ketidakmampuan berbicara, menyebutkan kata-kata.

Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi sensori,trauma neurologis.
Definisi :keadan dimana individu atau kelompok mengalami atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah,pola atau interpretasi stimulius yang datang.
Batasan karakteristik
- disorientasi waktu,tempat,orang
- perubahan pola perilaku/respon
- konsentrasi menurun
- halusinasi
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler


I. FOKUS INTERVENSI
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan.dengan terputusnya aliran darah : penyakit oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
Tujuan dan kriteria hasil :
-tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK
-peningkatan fungsi kognitif, motorik, sensorik
-tingkat kesadaran membaik
Intervensi
1) Pantau status neurologis tiap beberapa jam(ukur GCS)
2) Ukur TTV
3) Letak agak ditn kepala klien agak tegak ditinggikan
4) Kolaborasi pemberian obat
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan neuromuskuler, kelemahan, parestesia, flaksid/ paralysis hipotonik, paralysis spastis.
Tujuan dan kriteria hasil :
-Mempertahankan posisi optimal pasien
-Mempertahankan integritas kulit
Intervensi
1) Ubah posisi klien miring kanan kiri bertahapp
2) Latih rentang gerak aktif dan pasif pada ekstremitas
3) Observasi daerah yang terkena
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral,neuromuskuler,kehilangan tonus/kontrol otot fasia/oral
Tujuan dan kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi
Klien mampu mengekspresikan keinginan sesuai tingkat keinginan
Intervensi
1) Kaji derajat disfungsi
2) Pinta pasien untuk mengikuti perintah sederhana
3) Gunakan pertanyaan terbuka dengan jawaban-jawaban “ya”/”tidak”
4) Anjurkan keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi sensori,trauma neurologis.
Tujuan dan kriteria hasil :
Klien dapat mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi persptual
Meningkatnya kemampuan, mendemonstrasikan perilaku
Intervensi
1) Evaluasi adanya gangguan penglihatan
2) Kaji kesadaran sensasi
3) Berikan stimulasi sentuhan
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,penurunan kekuatan,koordinasi otot
Tujuan dan kriteria hasil
Klien dapat mendemonstrasikan teknik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Dapat melakukan aktivitas perawatan diri dalam tingkat kemampuannya
Intervensi
1) Kaji tingkat katergantungan
2) Berikan bantuan pada klien sesuai kebutuhan
3) Beikan umpan balik positif untuk setiap usaha

DAFTAR PUSTAKA

Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996.

Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993.

Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes, 1996.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC, 2002.

Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2000.

Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press, 1996.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2011. Post Kesehatan - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger