patofisiologi asma pada anak

patofisiologi asma pada anak - PATOFISIOLOGI ASMA BRONCHIAL

Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul ( immunoglobulin E atau IgE ) dengan adanya alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.
Respon asma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan bronkokontriksi ( 1-2 jam ); tahap delayed dimana brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara dingin.
Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distres pernafasan
Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan p02 ( hipoxia).Selama serangan astmati, CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).


Alergen, Infeksi, Exercise (Stimulus Imunologik dan Non Imunologik)



Merangsang sel B untuk membentuk IgE dengan bantuan sel T helper



IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas



Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastosit



Akibat ikatan antigen-IgE, mastosit mengalami degranulasi dan melepaskan mediator radang ( histamin )



Peningkatan permeabilitas kapiler ( edema bronkus )



Kontraksi otot polos secara langsung atau melalui persarafan simpatis ( N.X )



Hiperresponsif jalan napas



Astma



Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa dan meningkatnya produksi sekret.

Fatigue berhubungan dengan hypoxia meningkatnya usaha nafas.

Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernafasan

Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan

KOMPLIKASI ASMA BRONCHIAL

Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas

Chronik persistent bronchitis
Bronchiolitis
Pneumonia
Emphysema.

ETIOLOGI ASMA BRONCHIAL

Faktor ekstrinsik :reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang).
Faktor intrinsik; infeksi : para influenza virus, pneumonia,Mycoplasma..Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperatur. Iritan; kimia.Polusi udara ( CO, asap rokok, parfum ). Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

MANIFESTASI KLINIS ASMA BRONCHIAL

Auskultasi :Wheezing, ronkhi kering musikal, ronki basah sedang.
Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung, retraksi dada,dan stridor.
Batuk kering ( tidak produktif ) karena sekret kental dan lumen jalan nafas sempit.
Tachypnea, orthopnea.
Diaphoresis
Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.
Fatigue
Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara
Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran.
Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest) akibat ekshalasi yang sulit karena udem bronkus sehingga kalau diperkusi hipersonor.
Serangan yang tiba-tiba atau berangsur.
Bila serangan hebat : gelisah, berduduk, berkeringat, mungkin sianosis.
X foto dada : atelektasis tersebar, “Hyperserated”

Pemeriksaan Diagnostik

Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
Foto rontgen
Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum
Pemeriksaan alergi
Pulse oximetri
Analisa gas darah.

Penatalaksanaan serangan asma akut :

Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.
Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20 menit sampai 3 kali.
Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini ( per oral ) :
Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
Efedrin : 0,5 – 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam

Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia, tremor, hipertensi dan insomnia, . Intervensi keperawatan jelaskan pada orang tua tentang efek samping obat dan monitor efek samping obat.
Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi bronkospasme dan meningkatkan bersihan jalan nafas.
Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam

Pemberian melalui intravena jangan lebih dari 25 mg per menit.Efek samping tachycardia, dysrhytmia, palpitasi, iritasi gastrointistinal,rangsangan sistem saraf pusat;gejala toxic;sering muntah,haus, demam ringan, palpitasi, tinnitis, dan kejang. Intervensi keperawatan; atur aliran infus secara ketat, gunakan alat infus kusus misalnya infus pump.
Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus. Prednison : 0,5 – 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat).

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONCHIAL
PENGKAJIAN

Identitas
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada asma episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.Biasanya orang tua menghubungkan dengan perubahan cuaca, adanya alergen, aktivitas fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling sering pada umur 8-13 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi saluran pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan laki-laki.
Keluhan utama
Batuk-batuk dan sesak napas
Riwayat penyakit sekarang
Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.
Riwayat penyakit terdahulu
Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu, disamping faktor yang lain.
Riwayat kesehatan lingkungan
Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah, misalnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat di rumah, bahan iritan: minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara dapat dihubungkan dengan percepatan terjadinya serangan asma.
Riwayat tumbuh kembang
Tahap pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 – 7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.
Tahap perkembangan
Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.
Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke ayahnya ).
Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan magical thinking.
Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi, memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.
Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari ortu atau guru dan belajar yang benar – salah untuk menghindari hukuman.
Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek, pendek-tinggi, baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.
Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat menerima atau memberikan perintah sederhana.
Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa orang lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa dia mempunyai lingkungan luar.
Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.
Riwayat imunisasi
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.

Intervensi:
Monitor intake dan output, mukosa membran, turgor kulit, pengeluaran urin, ukur grapitasi urin atau berat jenis urin ( nilai 1.003-1030 ).
Monitor elektrolit
Kaji warna sputum, konsistensi dan jumlah
Pertahankan terapi parenteral bila indikasi, dan monitor kelebihan caiaran ( overload )
Berikan intake cairan per oral bila toleran, hati-hati minuman yang dapat meningkatkan bronkospasme ( air dingin ).
Setelah fase akut, ajarkan anak dan orang tua untuk minum 3-8 gelas (750-2000 ml), tergantung usia dan berat badan.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik.
Tujuan :
Orang tua mendemonstrasikan koping yang tepat
Kriteria hasil:
Mengekspresikan perasaan dan perhatian serta memberikan aktivitas yang sesuai usia atau kondisi dan perkembangan psikososial pada anak.
Intervensi:
Berikan kesempatan pada orang tua untuk ekspresi perasaan.
Kaji mekanisme koping sebelumnya pada waktu stress
Jelaskan prosedur dan pengobatan yang diberikan
Informasikan kepada orang tua tentang kondisi anak
Identifikasi sumber-sumber psikososial keluarga dan finansial
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan.
Tujuan :
Orang tua secara verbal memahami proses penyakit dan pengobatan dan mengikuti regimen terapi yang diberikan.
Kriteria hasil:
Berpartispasi dalam memberikan perawatan pada anak sesuai dengan program medik atau perawatan, misalnya memberikan makan dan minum yang cukup, memberi minum obat oral pada anak sesuai program.
Intervensi:
Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit, pengobatan dan intervensi.
Bantu untuk mengidentifikasi faktor pencetus.
Jelaskan tentang emosi dan stres yang dapat menjadi faktor pencetus.
Jelaskan tentang pentingnya pengobatan; dosis, efek samping, waktu pemberian dan pemeriksaan darah.
Informasikan tanda dan gejala yang harus dilaporkan dan kontrol ulang.
Informasikan pentingnya program aktivitas dan latihan nafas.
Jelaskan tentang pentingnya terapi bermain sesuai usia.

Perencanaan Pemulangan

Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom.
Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.
Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu binatang dan lainnya.
Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul.
Ajarkan penggunaan nebulizer.
Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek samping, waktu pemberian.
Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress.
Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

Panitia Media Farmasi dan Terapi. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya
Soetjningsih. (1998). Tumbuh kembang anak . Cetakan kedua. EGC. Jakarta
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Percetakan Infomedika Jakarta.
Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1 Penerbit CV Sagung Seto Jakarta

penyebab penyakit tbc dan cara mengatasinya

penyebab penyakit tbc dan cara mengatasinya - Penyebab Penyakit TBC telah PoSt KEsehatan share pada Artikel sebelumnya Disini, semua artikel tentang TBC baca DiSINI, Kesempatan kali ini kami share tentang cara mengatasi Penyakit TBc.

 ini adalah salah satu Cara alami Mengatasi TBC

Dengan keampuhan jelly gamat luxor mampu membunuh Bakteri Mikobakterium tuberkulosa dalam tubuh sehinga tbc dapat di atasi dengan jelly gamat luxor dengan dosis 1 Hari 2 kali mimum, 1 kali Minum 2 Sendok Makan.Sebagai Pembuktiannya saya ada testimoni dari penderita langsung TBC.
Nama : Sarmaramahida Manurung
Umur : 25 Tahun
Alamat : Tebing Tinggi
keluhan : Epilepsi, TBC
Jenis Prodak : Jelly Gamat Luxor dan Spirulina Pasific

Saya mempunyai penyakit ayan (Epilepsi). Sebelum saya mengkonsumsi Luxor, epilepsi saya sering kambuh, 1 hari bisa sampai 4 kali. Memang saya tidak menyadarinya ketika kambuh, tetapi saya diberitahu oleh keponakan saya kalau penyakit saya ini kambuh. Saya sungguh-sungguh tidak sadar kalau penyakit saya kambuh.

Saya dan keluarga sudah coba berobat ke dokter saraf dan ke dokter lainnya, tetapi belum ada hasilnya. Saya sangat kecewa sekali, padahal saya sangat bersemangat untuk sembuh. Beberapa hari kemudian seseorang datang pada saya, yaitu petugas Puskesmas dan saya diberi Luxor lalu saya minum 2 kali sehari.

Tepatnya bulan Januari, saya mulai munum Luxor sampai bulan Juni tahun 2005, penyakit epilepsi saya tidak pernah kambuh lagi dan penyakit TBC saya sudah sembuh berkat Luxor.

Sekarang Anda tinggal Memilih Memakai Herbal atau Obat kimia yang akan anda gunakan tetapi saya sudah peringatkan jangan menggunakan obat kimia yang akan memicu masalah baru jadi anda harus menggunakan Cara Mengatasi TBC untuk keselamatan hidup anda.

laporan pendahuluan anemia pada ibu hamil

laporan pendahuluan anemia pada ibu hamil -
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
· Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Arti Anemia (dalam bahasa Yunani: ἀναιμία anaimia, artinya kekurangan darah, from ἀν- an-, "tidak ada" + αἷμα haima, "darah" ) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. beberapa anemia memiliki penyakit dasarnya. anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif).

Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.


MAAF SEBAGIAN ARTIKEL HILANG (silahkan cari definisi ke2dan 3


4. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

5. Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
1) Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar.
2) Anemia megaloblastik( 29,0%)3
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi asam folat ( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).
3) Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat – obatan.
4) Anemiahemolitik
Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :
(1) Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.
(2) Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi ( malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)

6. Gejala Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.

7. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.
Palpasi : turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

8. Pemeriksaan Diagnostik.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1) Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2) Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3) Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
9. Penatalaksanaan

1) Therapy pengobatan
(1) Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagianbesar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:
· Asam folik 15 – 30 mg per hari
· Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
· Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
· Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
(2) Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer)

a. Pencegahan.

(1) Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
(2) Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat besi.
(3) Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan penyakit cacingan.
(4) Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

10. Komplikasi

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai.
· Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
· Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
· Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.


B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
1) Aktivitas
· Keletihan, kelemahan, malaise umum.
· Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
· Toleransi terhadap latihan rendah.
· Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi
· Riwayat kehilangan darah kronis,
· Palpitasi.
· CRT lebih dari dua detik
3) Integritas Ego
Cemas, gelisah, ketakutan
4) Eliminasi
· Konstipasi.
· Sering kencing.
5) Makanan / cairan
· Nafsu makan menurun
· Mual/ muntah
6) Nyeri / kenyamanan

Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita

8) Seksual
· Dapat terjadi pendarahan pervagina
· Pendarahan akut.sebelumnya
· Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.


2. Diagnosa yang mungkin muncul:
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
2) Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke sel
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
4) Risiko cedera terhadap janin
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
6) PK Anemia.

3. Rencana asuhan keperawatan
1) Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x.... jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:
- Berat badan klien dalam batas normal.
- Klien tidak mengalami mual-muntah
- Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan
Intervensi
Mandiri
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan mutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 ja. Perhatikan kondisi rambut kuku dan kulit.
R: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.
2. Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35 tahun).
R: remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia, dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/diabetes gestasional.
3. Pastikan tingkat penegetahuan tentang kebutuhan diet.
R: menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode pranatal, laju basal metabolik meningkatkan (khususnya pada kehamilan lanjut) karena peningkatan aktivitas tiroid yang berhubungan dengan pertumbuhan fetus dan jaringan pada ibu, menjadi potensial risiko terhadap klien dengan nutrisi buruk. Penambahan 800 mg zat besi diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan jaringan ibu/janin dan kondisi janin di dalam rahim. Selama trismester ketiga, kebutuhan terhadap zat besi minimal, dan diet seimbang dengan peningkatan kebutuhan kalori biasanya adekuat.
4. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin/zat besi setiap hari.
R: materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.
5. Evaluasi motivasi/sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan balik tentang informasi yang telah diberikan.
R: bila klien telah termotivasi untuk emmperbaiki diet, evaluasi lebih lanjut atau intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.
6. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama kehamilan.
R: dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi, meyakini bahwa ini mengeraskan tulang ibu dan emmbuat sulit melahirkan.
7. Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk memakannya.
R: memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan pada kebutuhan psikologis,fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan/atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi. (misalnya mengunyah es dapat menandakan anemia). Catatan: mencerna kanji untuk pakaian dapat menimbulkan anemia defisiensi; dan mencerna lempung/tanah liat dapat mengakibatkan gangguan fekal/BAB.
8. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan informasi tentang penambahan pranatal yang optimum.
R: ketidak adekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko reetardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah. Penelitian menemukan adanya hubungan positif antara kegemukan ibu pregravid dan peningkatan angka morbiditas perinatal berkenaan dengan kelahiran preterm.
9. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R: mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
10. Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht).
R: mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada trimester pertama.
11. Ukur pembesaran uterus.
R: malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan
komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran perkembangan janin dan
kemungkinan lebih lanjut.
Kolaborasi
1. Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misalnya, pada ahli diet, pelayanan sosial)
R: mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi; dapat membatasi anggaran keuangan.
2. Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan tepat.
R: yayasan penyelenggara program makanan suplemen membantu meningkatkan secara optimal nutrisi ibu/janin.

2) Dx 2 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke sel
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel efektif dengan kriteria hasil :
- Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)
- Tidak terdapat kebiruan pada kulit
- CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)
Intervensi :
Mandiri
1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.
R: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.
2. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.
R: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat menandakan anemia.
3. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin (hipoaktif atau hiperaktif).
R: mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan. Bila tetap deficit, bradikardia dan penurunan aktivitas terjadi.
4. Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterus.
R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasi mungkin tidak efektif ddalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.
5. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri
R: menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.
Kolaborasi
1. Berikan suplemen oksigen pada klien
R: meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin.sehingga kapasitas oksigen yang dibawa janjin meningkat.
2. Lakukan/ ulang NST sesuai indikasi
R: mengevaluasi secara elektronik respon DJJ terhadap gerakan janin, bermanfaat dalam menentukan kesejahteraan janin (tes reaktif) versus hipoksia (nonreaktif).
3. Ganti kehilangan darah/ cairan ibu.
R: mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen. Bila penyimpanan oksigen menetap, janin kehabisan tenaga untuk melakukan mekanisme koping, dan kemungkinan SSP rusak / janin meninggal.

3) Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan baik.
Kriteria hasil :
- Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD 90/60-140/90 mmHg)
- Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah

Intervensi :
Mandiri
1. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/miring, dan penurunan aktivitas.
R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviks dan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan peka rangsang uterus.
2. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi, atau penurunan stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)
R : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa nyaman.
3. Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).
R. aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami intoleransi aktivitas karena
kurang latihan akan menyebabkan otot menjadi atrofi.
4. Kelompokkan aktivitas sebanyak mungkin, seperti pemberian obat, tanda vital, dan pengkajian.
R : Meningkatkan kesempatan klien untuk beristirahat lebih lama diantara interupsi untuk tindakan berikutnya
5. Berikan periode tanpa interupsi untuk istirahat/tidur.
R : Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat meningkatkan relaksasi.
6. Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton televisi, atau kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga.
R : Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.

4) Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x….diharapkan risiko cedera pada janin dapat tertanggulangi, dengan kriteria hasil :
- Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit)
- Hasil USG tidak menunjukan tanda – tanda abnormalitas.
- Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan
Intervensi
Mandiri
1. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.
R: Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin/plasenta. Janin yang tidak mendapatkan cukup oksigen untuk kebutuhan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat yang menimbulkan kondisi asidosis.
2. Ajari ibu untuk mengobservasi gerakan janin
R: secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakan tanda yang sehat pada janin. Jika janin tidak bergerak perlu diwaspai terjadi cedera pada janin akibat kekurangan nutrisi.
3. Kaji terhadap mual/muntah berlebihan.
R: Memajankan perkembangan janin pada status asidotik dan malnutrisi dan dapat memperberat IUGR dan pertumbuhan otak yang buruk.
4. Bantu dalam screening dan kelainan genetik.
R: Kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan yang khusus untuk mencegah efek negatif dalam pada pertumbuhan janin.
5. Diskusikan efek negatif yang potensial terjadi akibat kelainan genetik
R: Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan retardasi mental dapat terjadi.
6. Pantau DJJ selama krisis sel sabit
R: Asidosis /hipoksia ibu, khusus pada trimester ketiga dapat mengakibatkan kelainan SSP janin. Krisis berulang mempredisposisikan klien dan janin pada peningkatan mortalitas dan laju morbiditas.
7. Lakukan pemeriksaan leofold untuk mengetahui keadaan janin terutama mengukur tinggi fundus.
R: tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa pertumbuhan janin dalam kandungan ibu tidak mengalami gangguan.

Kolaborasi
1. Berikan suplemen oksigen sesuai kebutuhan
R: meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, khususnya pada adanya anemia berat atau bila sirkulasi maternal menurun
2. Ultrasonografi
R: Penyakit anemia dapat mengakibatkan IUGRnya menurun

5) Dx 5 ; Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat.
Kriteria hasil :
- Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia
- Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan
- Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi anemia

Intervensi :
Mandiri
1. Kaji kesiapan klien untuk belajar.
R : Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.
2. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar-mengajar.
R : Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan ansietas yang nantinya menguatkan prinsip-prinsip belajar dan mengajar.
3. Berikan informasi tentang perawatan tindak lanjut bila klien pulang.
R : Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan pemantauan dan/atau tindakan.
4. Anjurkan periode istirahat reguler 2 sampai 3 kali sehari pada posisi miring kiri setelah pulang. Bila tirah baring dilanjutkan, anjurkan klien menggunakan sebagian waktu dalam sehari di tempat tidur.
R : Tingkatkan relaksasi dan kurangi kelelahan. Bila klien bangun dan bergerak, istirahat di kamar tidur dapat memaksimalkan istirahat. Namun, klien yang sepenuhnya tirah baring dapat merasa terisolasi dan bosan tanpa ”perubahan pandangan”.
5. Anjurkan pemberian intake yang adekuat, banyak nutrisi untuk kebutuhan ibu dan janin.
R : Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin terutama zat besi, asam folat, vit. B 12, dll. Dan berikan informasi kepada pasien tentang dampak obat-obatan terutama SF yang dapat menyebabkan mual dan muntah oleh karena itu ajarkan cara memakan obat dengan benar misalnya mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu mempercepat reabsorpsi obat dan menganjurkan pasien untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum obat karena akan memperlambat reabsorpsi obat.

Evaluasi

1. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan tidak adanya mual muntah
2. Tidak terdapat perubahan karakteristik pada kulit(rambut, kuku,dan kelembapan)
3. Pasien dapat beraktivitas dengan baik dengan tidak mengeluh lemah dan lelah
4. Tidak adanya risiko cedera pada janin dengan tinggi fundus sesuai kehamilan
5. Pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat dengan mengikuti tindakan dan prosedur perawatan.



DAFTAR PUSTAKA

1. Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
2. Prawirahardjo,Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
3. Saifudin,A.B.2002. Buku Acuan Pelyanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:YBP-SP.
4. Doenges, M.E ( 2001). Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk Perencanaan & Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC
5. Manjoer,Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI:Media Aekulatius
6. Winkyosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:YBP-SP
7. http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari2.pdf.
8. http://www.motherandchildhealth.com/Prenatal/postpartum_anemia.html
9. http://usph.wordpress.com/2007/08/15/asupan-90-tablet-besi-dan-anemia-ibu-hamil/

kanker serviks adalah

kanker serviks - Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang menyerang perempuan. Di Indonesia, penderita kanker serviks sangat banyak. Tidak mengherankan jika kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita no 1 di Indonesia.

Sebutan tersebut menandakan betapa ganasnya kanker serviks terhadap perempuan-perempuan di Indonesia. Agar terhindar dari bahaya kanker serviks, sangat penting untuk mengetahui ciri kanker serviks.

Ciri kanker serviks pertama adalah rasa sakit saat melakukan hubungan badan. Tidak jarang organ intim perempuan sampai mengeluarkan darah. Terkadang, darah tersebut juga keluar bersama urin.

Jika Anda mengalami kejadian tersebut, Anda patut waspada. Sebab kanker serviks memang sering menyebar lewat hubungan seksual. Virus Human Papiloma yang menjadi penyebab kanker serviks sering menyebar melalui hubungan intim.

Ciri kanker serviks berikutnya adalah munculnya cairan encer atau keputihan dari vagina. Ciri ini biasanya terlihat pada penderita kanker serviks stadium lanjut. Oleh sebab itu, perlu segera dilakukan pengobatan kanker serviks sebelum terlambat.

Terjadinya perdarahan saat masa menopause juga bisa menjadi ciri kanker serviks. Pemeriksaan ke dokter harus cepat dilakukan sebelum semuanya menjadi terlambat.

Sementara, ciri kanker serviks yang juga mudah diamati adalah adanya penurunan berat badan secara drastis. Turunnya berat badan tersebut terkait dengan mekanisme dan kerja organ-organ dalam tubuh yang terganggu karena keberadaan sel-sel kanker serviks.

Ciri-ciri kanker serviks tersebut diawali dengan bersarangnya HPV (Human Papilloma Virus) dalam tubuh. HPV memiliki jenis yang sangat banyak. Tercatat lebih dari 100 varian virus HPV yang sudah diketahui.

Dengan begitu, potensi terjangkit kanker serviks sebetulnya cukup besar jika melihat betapa bervariasinya virus HPV yang ada. Oleh sebab itu, ciri-ciri kanker serviks tersebut memang perlu diketahui dengan baik.

Jika ada yang mengalami ciri kanker serviks di atas, sebaiknya cepat memeriksakan diri untuk mengetahui benar tidaknya kanker serviks sedang menjangkiti tubuh karena semakin lambat pemeriksaan dilakukan, semakin tidak jelas apa langkah yang mesti dilakukan.

Padahal tiap detik yang dimiliki oleh penderita kanker serviks amat berharga. Pengobatan kanker serviks harus dilakukan segera karena jika tidak bukan tidak mungkin kematian yang akan menghampiri.

Mengobati kanker serviks dengan obat herbal seperti Sarang Semut juga layak dilakukan. Sarang Semut amat berkhasiat untuk memberantas sel-sel kanker serviks dan mencegahnya timbul kembali. Pengobatan kanker serviks wajib segera dilakukan saat ciri kanker serviks seperti yang disebutkan di atas mulai terlihat.



Informasi lengkapnya di: http://www.deherba.com/ciri-kanker-serviks-yang-sangat-menakutkan.html#ixzz2P36HENJk

patofisiologi stroke non hemoragik

patofisiologi stroke non hemoragik - Artikel patofisiologi stroke non hemoragik - Tentang patofisiologi stroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.
Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.
Baca Juga Artikel Tentang Stroke, dan Stroke HEMORAGIK
 
Support : Copyright © 2011. Post Kesehatan - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger